Kamis, 26 Maret 2015

PENGELOLAAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

D:\Downloads\logo unnes.png
PENGELOLAAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen pembimbing
Dra. Sri Hartati, M.Pd

Disusun oleh :
Nara Puspita Dewi 1401413
Khayatun 1401413362
Fajar Arga Nugraha 1401413


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia.
Pertambahan jumlah penduduk memerlukan peningkatan bahan pangan, papan, dan sandang demi kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut, dilakukan pembangunan di segala sektor. Dengan peningkatan pembangunan, maka akan terjadi peningkatan penggunaan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan. Dalam penggunaan sumber daya alam tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap dijaga dan dipelihara. Tetapi, pembangunan seringkali berpengaruh negatif terhadap alam. Manusia seringkali mengadakan eksploitasi terhadap alam tanpa memperhitungkan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya alam. Jika hal ini diabaikan terus-menerus oleh manusia, maka akan terjadi kelangkaan sumber daya alam bahkan sumber daya alam akan habis.
Manusia harus menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa saja cara pengelolaan sumber daya alam ?
  2. Apa saja contoh pengelolaan konservasi Sumber daya hayati ?
  3. Apa saja contoh pengelolaan konservasi Sumber daya nonhayati ?

  1. Tujuan
  1. Mengetahui cara pengelolaan sumber daya alam
  2. Megetahui contoh pengelolaan konservasi Sumber daya hayati
  3. Mengetahui contoh pengelolaan konservasi Sumber daya non hayati


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Cara-cara pengelolaan sumber daya alam
  1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan
Pengelolahan sumber daya alam dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup orang banyak, tetapi di sisi lain pengelolahan sumber daya alam tersebut dapat menggangu keseimbangan ekologi. Pengelola sumber daya alam harus benar-benar memerhatikan sifat-difat sumber daya alam itu sendiri. Artinya, sumber daya alam yang dapat diperbaharui atau yang tidak dapat diperbarui, pasti akan berbeda dalam penggunaannya. Pengelolahan sumber daya yang berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab dangat penting dilakukan agar di masa mendatang sumber daya alam yang ada masih bisa dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya.
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
  • Menggunakan pupuk alami atau organik.
  • Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan.
  • Penggunaan peralatan yang tepat dalam pembukaan tanah agar topsoil tidak hilang.
  • Tidak membuang zat pencemar dan beracun ke saluran air, sungai dan laut.
  • Setiap pabrik industri harus membuat cerobong asap yang tinggi dan melakukan penyaringan asap.
  • Tidak membangun perumahan atau industri di wilayah resapan air.
  • Membuat terasering atau sengkedan pada lahan miring.
  1. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berwawasan berkelanjutan adalah:
  • Mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam.
  • Menggunakan sumber daya alam secara efisien
  • Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan
  • Pengolahan barang tambang sebelum di ekspor agar memiliki nilai jual yang tinggi dan mengurangi penggunaan barang tambang.
  • Mencari alternatif penggunaan bahan bakar minyak.
  • Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

  1. Pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekofiensi
Contoh penerapan prinsip ekofiensi dalam kehidupan sehari hari, seperti :
  • Menghemat penggunaan listrik
  • Menghemat penggunaan air
  • Menggunakan bensin super tanpa timbal untuk kendaraan,
  • Mendaur ulang kertas yang tidak terpakai,
  • Menjadikan sampah sebagai sampah atau pupuk
  • Mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai (reuse)
  • Menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (recycle)
  • Mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam (reduce).

  1. Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Hayati
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang menonjol. Dengan luas wilayah darat hanya 1 persen dari seluruh wilayah darat dunia, Indonesia memiliki sekitar 325.000 makhluk, yang merupakan lebih 16 persen makhluk di dunia (Dephut, 2000).
keanekaragaman hayati sangat penting untuk kelangsungan sistem jejaring kehidupan, yang menyediakan kesehatan, kemakmuran, pangan, energi dan jasa yang sangat vital, bagi kehidupan manusia. namun telah terjadi perusakan hutan dan perairan, sehingga terjadi kepunahan keanekaragaman hayati. Binatang dan tumbuhan telah punah atau terancam punah atau menjadi langka. Berhubung dengan itu, perlu peran serta berbagai pihak untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati tersebut.
Beberapa metode dan alat yang tersedia dalam pengelolaan keanekaragaman hayati yang secara umum dapat dikelompokkan dalam konservasi insitu, konservasi eksitu, restorasi dan rehabilitasi, pengelolaan lansekap terpadu, serta formulasi kebijakan dan kelembagaan.
    1. Konservasi insitu, meliputi metode dan alat untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat dalam ekosistem aslinya. Pendekatan insitu meliputi penetapan dan pengelolaan kawasan lindung seperti: cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut. Dalam implementasinya, pendekatan insitu juga termasuk pengelolaan satwa liar dan strategi perlindungan sumberdaya di luar kawasan lindung. Di bidang kehutanan dan pertanian, pendekatan insitu juga digunakan untuk melindungi keanekaragaman genetik tanaman di habitat aslinya serta penetapan spesies dilindungi tanpa menspesifikasikan habitatnya.
    2. Konservasi Eksitu, meliputi metode dan alat untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan karena alasan: (1) habitat mengalami kerusakan akibat konversi; (2) materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan. Dalam metode tersebut termasuk: pembangunan kebun raya, arboretum, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang. Mengingat bahwa organisme dikelola dalam lingkungan buatan, metode eksitu mengisolasi spesies dari proses-proses evolusi.
    3. Restorasi dan Rehabilitasi, meliputi metode, baik insitu maupun eksitu, untuk membangun kembali spesies, varietas genetik, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan spesies asli.
    4. Pengelolaan Lansekap Terpadu, meliputi alat dan strategi di bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pengelolaan satwa liar dan pariwisata untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari serta kriteria pemerataan dalam tujuan dan praktek pengelolaan. Mengingat bahwa tataguna lahan tersebut mendominasi keseluruhan bentuk lansekap, baik di pedalaman maupun wilayah pesisir, reinvestasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati memiliki peluang besar untuk dapat diperoleh.
    5. Formulasi Kebijakan dan Kelembagaan, meliputi metode yang membatasi penggunaan sumberdaya lahan melalui zonasi, pemberian insentif dan pajak untuk menekan praktek penggunaan lahan yang secara potensial dapat merusak; pengaturan kepemilikan lahan yang mendukung pengurusannya secara lestari; serta menetapkan kebijakan pengaturan kepentingan swasta dan masyarakat yang menguntungkan bagi konservasi keanekaragaman hayati.

  1. Pengelolaan Konservasi Sumber Daya non Hayati
Menurut Undng-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lngkungan hidup, konservasi sumber daya non hayati adalah pengelolaan sumber daya untuk untukmenjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediannya dengan tetap memeihara kualitas nilainya.
Unsur tanah dan air adalah dua unsur dari tiga unsur utama sumber daya non hayati (tanah,air, dan bahan tanbang) yang mendapat masalah perhatian khusus untuk masalah konservasi. Hal ini karena tanah dan air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui dan fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting. Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang sumber daya tanah pada bentuk penggunaanyang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memberdayakannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untukmencegah terjadinya kerusakan tanah.
Pengelolaan konservasi tanah dilakukan dengan tiga metode yaitu :
  1. Vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatif dilakukan dengan  cara memanfaatkan tanaman maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari erosi, penghambat laju aliran permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah,serta perbaikan sifat-sifat tanah, aik sifat kimia,biologi maupun fisik.
Teknik konservasi tanah secara vegetatif dapat dilakukan antara lain dengan :
      • Penghutanan kembali / Reboisasi
      • Penanaman rumput
      • Penanaman menurut kontur
      • Penutupan tanah dengan mulsa
  1. Mekanik
Metode konservasi tanah secara mekanik dilakukan dengan cara memberi perlakuan mekank terhadap tanah. Teknik pengelolaan tanah secara mekanik dapat dilakukan antara lain dengan :
      • Pengolahan tanah
      • Pembuatan guludan
      • Pembuatan teras
  1. Kimia
Metode konservasi tanah secara kimia dilakukan dengan menggunakan preparat kimia sintetis atau alami memantapkan agragat dan runag pori tanah. Teknik konservasi tanah secara kimia dilakukan dengan bahan kimia yang disebut pemantap tanah (soil konditioner)
Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisiien mungkin,dan mengatur waktu alirsn sehingga tidak terjadi banjir dan terdapat cukup air pada musim kemarau.
Pengelolaan konservasi air dilakukan dengan tiga metode yaitu:
  1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan
Metode konservasi air dengan cara meningkatkan pemanfaatan air permukaan adalah usaha mengelola air permukaan agar dapat memberikan manfaat optimal bagi berbagai kebuuhan. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dilakukan dengan berbagai metode antara lain :
      • Pengendalian air permukaan
      • Peningkatan kapasitas infiltrasi tanah
      • Pengolahan tanah
      • Penggunaan bahan penyumbat tanah dan penolak air
      • Melapisi saluran air
  1. Menngkatkan pemanfaatan air tanah
Metode konservasi air dengan cara meningkatkan pemanfaatan air tanah adalah usaha mengelola air tanah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman. Meningkatkan pemanfaatan air tanah dilakukan dengan:
      • Memperbaiki drainase
      • Mengendalikan perkolasi alamatau aliran bawah permukaan
      • Mengubah struktur lapisan bawah
  1. Meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi
Metode konservasi air dengan cara meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi dilakukan dengan cara mempengaruhi komponen-komponen pemakaian air yang dapat dipengaruhi. Komponen-komponen yang diusahakan efisiensinya yakni:
      • Evapotranspirasi
      • Jumlah air yang ditahan oleh tanah / petak sawah
      • Komponen perkolasi
      • Jumlah air yang bocor dari petak


















BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pengelolaan sumber daya alam dapat dilakuakn dengan tiga cara antara lain: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan, Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, Pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekofiensi.
Pengelolaan keanekaragaman hayati yang secara umum dapat dikelompokkan dalam konservasi insitu, konservasi eksitu, restorasi dan rehabilitasi, pengelolaan lansekap terpadu, serta formulasi kebijakan dan kelembagaan.
Pengelolaan keanekaragaman non hayati digolongkan mennjadi dua yaitu pengelolaan konservasi tanah dan pengelolaan konservasi air.
Pengelolaan konservasi tanah dilakukan dengan tiga cara  yaitu vegetatif, mekanik dan kimia. Sedangkan pengelolaan konservasi air juga dilakukan dengan tiga cara yaitu meningkatkan pemanfaatan air permukaan, menngkatkan pemanfaatan air tanah, dan meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi












Daftar pustaka
Aboautme90. 2014. “makalahKonservasi Sumber Daya Alam”. www.wordpress.com (9November 2014)
Anonim. 2012. “Pengelolaan Sumber Daya Alam berwawasan”. www.kulpulan-materi.blogspot.com (9 November 2014)
Anonim. -. “Pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya”. www.academia.edu (9 November 2014)
Farrys-farrys. 2010. “Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya”. www.blogspot.com (9 November 2014)
Indahrahayu7. 2012. “Konservasi sumber Daya Alam non hayati”. www.blogspot.com (9 November 2014)
Noerdblog. 2011. “Pengelolaan Keanekaragaman hayati”. www.wordpress.com (9 November 2014)

Risqha21. 2011. “Pengelolaan Sumber daya alam”. www.wordpress.com (9 November 2014)

0 komentar:

Posting Komentar